Rabu, 02 September 2015

Budaya daerah nganjuk


Kabupaten Nganjuk

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Nganjuk
Nganjuk.gif
Lambang Kabupaten Nganjuk
Moto: Baswara Yudhia Karana (cemerlang karena perjuangan)


Locator kabupaten nganjuk.png
Peta lokasi Kabupaten Nganjuk
Koordinat: terletak antara 11105' sampai dengan 112013' BT dan 7020' sampai dengan 7059' LS
ProvinsiJawa Timur
Dasar hukum-
Tanggal10 April 937
Ibu kotaNganjuk
Pemerintahan
 - BupatiDrs. H. Taufiqurrahman
 - Wakil BupatiKH. Abdul Wachid B. M.Pd
 - DAURp. 928.265.611.000.-(2013)[1]
Luas1.182,64 km2
Populasi
 - Total1.017.030 (2010)
 - Kepadatan7.88
Demografi
 - Kode area telepon0358
Pembagian administratif
 - Kecamatan20
 - Kelurahan284
 - Situs webhttp://www.nganjukkab.go.id/
Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.




























Geografi[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Nganjuk terletak antara 11105' sampai dengan 112013' BT dan 7020' sampai dengan 7059' LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar ± 122.433 km2 atau 122.433 Ha yang terdiri dari atas:
  • Tanah sawah 43.052 Ha
  • Tanah kering 32.373 Ha
  • Tanah hutan 47.007 Ha
Dengan wilayah yang terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanahyang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi dibidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.
Jumlah curah hujan per bulan selama 2002 terbesar terjadi pada bulan Januari yaitu 7.416 mm dengan rata-rata 436 mm. Sedangkan terkecil terjadi pada bulan November dengan jumlah curah hujan 600 mm dengan rata-rata 50mm. Pada bulanJuni sampai dengan bulan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali.

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Kediaman bupati Nganjuk antara tahun 1860 dan 1900

Pabrik gula Nganjuk tahun 1920
Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi. [2]
Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerahNganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjukterbagi dalam 4 daerah yaitu BerbekGodeanNganjuk dan Kertosonomerupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunananSurakarta. Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (BerbekKertosono danNganjuk ) tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek dibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibukota Toeloeng AhoengTrenggalekNgandjoek danKertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs : de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibukota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya 64% tinggal di pedesaan.[3]

Agama dan Budaya[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk memeluk agama Islam dengan presentase hampir 99%, dan sisanya menganut agama KristenHinduBudhaKhonghucu.[3]

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Nganjuk mempunyai 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:
  1. Bagor
  2. Baron
  3. Berbek
  4. Gondang
  5. Jatikalen
  6. Kertosono
  7. Lengkong
  8. Loceret
  9. Nganjuk
  10. Ngetos
  11. Ngluyu
  12. Ngronggot
  13. Pace
  14. Patianrowo
  15. Prambon
  16. Rejoso
  17. Sawahan
  18. Sukomoro
  19. Tanjunganom
  20. Wilangan

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri. Nganjuk juga dilintasi jalur kereta api Surabaya-Yogyakarta-Bandung/Jakarta.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Peninggalan Bersejarah[sunting | sunting sumber]


COLLECTIE TROPENMUSEUM ,Gapura masuk wilayah Nganjuk tahun 1935

Tokoh Nganjuk[sunting | sunting sumber]

Tokoh-tokoh yang lahir di Nganjuk adalah:

Kesenian Tradisional[sunting | sunting sumber]

Makanan Khas[sunting | sunting sumber]

  • Nasi becek, sejenis gulai kambing yang memiliki rasa khas dengan penambahan irisan daun jeruk nipis.
  • Dumbleg, sejenis dodol yang terbuat dari ketan. Makanan ini hanya ada pada hari-hari tertentu di Pasar Gondang (tiap Pasaran Pon) dan Pasar Rejoso (tiap pasaran kliwon).
  • Onde-onde Njeblos, semacam onde-onde tapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen.
  • Nasi Pecel: menu nasi dengan sayur (kulup) kangkung, toge, kacang panjang, kembang turi dll disiram dengan kuah sambal kacang dengan ciri khas pedas dan disertai tempe, tahu goreng serta rempeyek yang renyah.
  • Nasi Tumpang, seperti halnya nasi pecel namun ada menu tambahan berupa sayur (sambal) tumpang, yg terbuat dari tempe "busuk" (tempe difermentasikan) yang dimasak dengan bumbu lain yang rasanya gurih dan pedas.
  • Krupuk Upil, adalah krupuk kecil yang digoreng tanpa minyak tetapi menggunakan pasir
  • Tepo Mbah Umbruk,Seperti lontong bungkusnya dari daun pisang bentuknya kerucut dan agak miring . dan sayurnya kacang panjang tapi di ambil isinya atau disebut kacang tolo.dan bumbu dan bahan bahan lain .dan sampai saat inipun bisa dinikmati.
  • krupuk pecel adalah krupuk bakar yang dicampur dengan sayuran,yang terdiri dari capar (toge), bayam,bung (rebung), kenikir, mbayung (daun kacang) dan kacang panjang.yang kemudian di siram dengan bumbu pecel dan minumnya adalah es rujak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar